Ceritaku bersama Nafiri! Part 1
Well, hello friends. Thank you for coming to my blog again. I'm so glad today because i can write something for all of you hahaha. Sebenarnya untuk postingan blog kali ini aku bingung mau bikin konten yang seperti apa, saking banyaknya hal dan cerita yang pengen aku share ke kalian semua xoxo. Setelah berhari-hari berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk bikin tulisan tentang pengalaman ku menjadi content editor nya buletin Nafiri. Nah penasaran kan pasti, so let's get it and happy reading.
Perjalanan aku menjadi bagian dari Nafiri bermula dari keisengan buat ikut oprec kepengurusan PMKFT di kampus. Kalau ga salah ingat sihh ini tuh terjadi sekitar akhir tahun 2017 sampai awal tahun 2018. Waktu itu, aku sebenarnya tidak berminat sama sekali menjadi pengurus PMKFT, tapi karena temen-temen deket ku semangat banget buat daftar yaudahh aku juga ikutan daftar. Nahh buat kalian yang belum tahu, PMK FT itu adalah salah satu ukm bidang kerohanian di fakultas teknik UN*IP. Jadi, PMKFT itu punya 9 bidang yang terdiri dari bph/badan pengurus harian, acara, musik, doa, pemerhati, ktb/kelompok tumbuh bersama, olahraga, humas dan nafiri. Dari 9 bidang yang ada, aku sempat bingung mau masuk bidang yang mana karena gak ada satupun bidang yang aku suka huhu. Setelah cari tahu lebih dalam lewat media sosial dan tanya-tanya sama senior, akhirnya aku pun memilih bidang pemerhati dan nafiri.
Singkat cerita waktu pun berlalu sampai akhirnya tibalah aku di tahap wawancara calon pengurus. Hemb, kalau diinget-inget lagi nih pas gilirannya aku diwawancara sama bidang nafiri aku terlalu nervous sampai rasanya jantungku mau copot hahaha. Gimana engga nervous coba, wong kakak senior yang mau wawancara aku tuhh rame banget ada 7 orang astagahhh. Sedangkan bidang lain itu palingan cuma 2-3 orang aja pewawancaranya. Aku merasa kayak anak kucing polos yang dikerumunin sama kucing-kucing besar yang mukanya sangar. Gak sesuai sama ekspetasi ketakutanku sebelumnya, ternyata wawancaranya berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan sedikit memalukan hahaha. Puji Tuhan, kakak-kakak senior di nafiri walaupun agak garing tapi mereka ramah dan asik.
Kurang lebih satu bulan setelah tahap wawancara, akhirnya nama-nama pendaftar yang lolos jadi pengurus diumumkan lewat OA PMKFT. Entah cuma kebetulan atau emang udah jalannya dari Tuhan ternyata aku lolos jadi pengurus PMKFT dan masuk ke bidang nafiri. Rasanya gimana yaa, dibilang senang engga sedih juga engga hahaha flat banget emang. Tapi aku cukup bersyukur karena temen-temen yang juga lolos masuk ke nafiri adalah orang-orang yang udah aku kenal sebelumnya. Sedikit lega juga karena aku bisa langsung berinteraksi sama mereka tanpa perlu merasa canggung dan malu-malu engga jelas.
Ada 8 orang yang tergabung menjadi anggota nafiri pada saat itu, 3 diantaranya adalah kakak senior sisanya aku dan 4 teman seangkatanku. Kami semua berasal dari jurusan yang berbeda, Bang GH dari teknik geodesi, Kak DD sama Kak JF dari teknik pwk, AP dari teknik sipil, LS sama FW dari arsiteksur, MM dari teknik industri dan aku dari teknik lingkungan. Diantara kami berdelapan yang menjadi koordinator bidang nafiri adalah Bang GH, karena katanya cuma dia orang yang bersedia sepenuh hati mau jadi korbid haha.
Ada 8 orang yang tergabung menjadi anggota nafiri pada saat itu, 3 diantaranya adalah kakak senior sisanya aku dan 4 teman seangkatanku. Kami semua berasal dari jurusan yang berbeda, Bang GH dari teknik geodesi, Kak DD sama Kak JF dari teknik pwk, AP dari teknik sipil, LS sama FW dari arsiteksur, MM dari teknik industri dan aku dari teknik lingkungan. Diantara kami berdelapan yang menjadi koordinator bidang nafiri adalah Bang GH, karena katanya cuma dia orang yang bersedia sepenuh hati mau jadi korbid haha.
Nafiri ini adalah salah satu bidang di PMKFT yang pelayanannya berfokus pada pewartaan dan pelatihan softskill. Pewartaan disini outputnya adalah "Warta Nafiri" dan "Buletin Nafiri". Kontennya kurang lebih berisikan informasi tentang kegiatan PMKFT, jarkoman acara di PMKFT misalnya oprec kepanitian. Selain itu, ada juga artikel-artikel seputar kerohanian, teknologi, sastra, tips and trick, dan sebagainya. Jobdesk untuk buletin nafiri ada dua, yaitu sebagai content editor dan layouter. Content editor itu tugasnya mencari/membuat konten untuk ditulis menjadi sebuah artikel di nafiri. Kadang content editor di nafiri kerjanya kayak jurnalis gitu, karena ada tugas kenegaraan dimana mereka harus melakukan wawancara ke eks pengurus (biasanya mantan ketua PMKFT atau mantan pemimpin redaksi nafiri) tentang pengalamannya selama menjadi pengurus PMKFT. . Nahh, kalau layouter itu adalah orang-orang yang jago dalam desain mendesain makanya mereka ditugaskan untuk mendesain konten/artikel yang sudah dibuat oleh content editor supaya lebih menarik saat dibaca. Si layouter ini biasanya saat mendesain nafiri pakai software CorelDraw atau Photoshop. Jadi, si layouter inilah yang nantinya membuat tampilan nafiri seperti buletin/majalah. Pelatihan softskill itu adalah special event nya nafiri, karena merupakan suatu acara pelatihan design yang menjelaskan alur pembuat buletin nafiri menggunkan software CorelDraw yang dilakukan hanya sekali dalam setahun kepengurusan untuk semua anggota PMKFT.
Anyway, kalian pasti pasti udah bisa tebak dong jobdesk aku sebagai apa di nafiri? Yaps bener banget temen-temen. Aku adalah seorang content editor di nafiri, yang kerjaannya selalu tulis menulis dan edit mengedit hahaha. But, i likes my job. Walaupun aku sadar kalau tulisan ku masih berantakan banget, tapi aku gabisa bohong kalau menulis itu adalah salah hal yang aku suka di dunia ini. Sebenarnya selama menjadi content editor di nafiri aku sering merasa kesulitan sih. Karena aku ga terbiasa menulis hal-hal seputar kerohanian yang konteksnya cukup serius menurutku. Kan selama ini aku nulisnya tentang curahan hati pribadi di buku diary yang notabene pembacanya cuma aku seorang. Tapi disitulah tantangan yang kurasakan, mau gamau suka gasuka aku memang sudah seharusnya meningkatkan skill menulisku supaya para pembaca nafiri bisa mengerti sepenuhnya lewat tulisan yang sederhana namun bermakna dalam (cieelaahh... hahaha gaya beud dahh aku nih).
Pernah beberapa kali aku merasa buntu gatau mau bikin konten tentang apa, kadang suka gak sadar terdiam sendiri berjam-jam di depan laptop tapi tetap gak ada ide yang muncul padahal deadline bentar lagi. Kalau udah gitu mau gamau emang harus ambil konten di internet, yaa bahasa kasarnya copas lahh tapi tenang aja gak plagiarisme kok. Kontennya bakalan ditulis ulang dengan bahasa yang berbeda tapi maknanya tetap sama. Selain itu, aku ataupun content editor nafiri yang lain juga gak lupa buat menautkan sumbernya dari mana sebagai bentuk penghormatan kepada penulis aslinya. Kadang aku juga minta tolong sama kenalan/teman di luar nafiri yang aku rasa mampu buat bikin konten nafiri. Aku kasih mereka 2 pilihan untuk sekedar sharing singkat aja yang nantinya akan aku tulis ulang jadi konten baru atau mereka bisa buat konten sendiri terus aku tinggal ngerjain editingnya. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara nafiri untuk menjangkau anggota selain pengurus PMKFT dan memberi mereka kesempatan untuk bisa sharing sesuatu yang bermakna lewat tulisan agar saling menjadi berkat.
Aku sangat bersyukur bisa menjadi content editor di nafiri. Kadang, akutuh masih gak nyangka kalau angan-angan sewaktu kecil untuk bisa merasakan pengalaman jurnalistik akhirnya bisa ku alami selama di nafiri. Memang bukan jurnalistik yang konteksnya isu-isu serius nan berat kayak poliltik, sosial atau lingkungan, justru Tuhan memilih menempatkan aku di nafiri yang menurutku lebih serius dan berat daripada yang lain. Mungkin karena Tuhan mau supaya aku bisa belajar banyak tentang Firman Tuhan kali yaa. Aku yakin suatu saat nanti pengalaman ini bisa berguna buat aku pribadi dan juga orang lain seperti apapun itu bentuknya.
Okedeh segitu dulu yaa buat cerita hari ini. Nanti ceritanya bakalan aku lanjutin lagi, ditunggu aja. Aku kasih spoiler dehh, untuk part 2 nya aku bakalan cerita tentang momen-momen berharga ku bareng temen-temen nafiri. Tuhh penasaran kan kalian hahaha. Anyway, terimakasih sudah singgah dan membaca blog ini. Maaf untuk segala kekurangan yang ada, karena sesungguhnya aku pun hanyalah manusia biasa yang tidak sempurrna. Semoga blog ini bisa menginspirasi dan menjadi berkat bagi kalian. Tuhan memberkati kita semua. Oh iya dibawah ini aku bakalan share foto-foto ku pas masih jadi pengurus nafiri di tahun 2018 lalu.
Anyway, kalian pasti pasti udah bisa tebak dong jobdesk aku sebagai apa di nafiri? Yaps bener banget temen-temen. Aku adalah seorang content editor di nafiri, yang kerjaannya selalu tulis menulis dan edit mengedit hahaha. But, i likes my job. Walaupun aku sadar kalau tulisan ku masih berantakan banget, tapi aku gabisa bohong kalau menulis itu adalah salah hal yang aku suka di dunia ini. Sebenarnya selama menjadi content editor di nafiri aku sering merasa kesulitan sih. Karena aku ga terbiasa menulis hal-hal seputar kerohanian yang konteksnya cukup serius menurutku. Kan selama ini aku nulisnya tentang curahan hati pribadi di buku diary yang notabene pembacanya cuma aku seorang. Tapi disitulah tantangan yang kurasakan, mau gamau suka gasuka aku memang sudah seharusnya meningkatkan skill menulisku supaya para pembaca nafiri bisa mengerti sepenuhnya lewat tulisan yang sederhana namun bermakna dalam (cieelaahh... hahaha gaya beud dahh aku nih).
Pernah beberapa kali aku merasa buntu gatau mau bikin konten tentang apa, kadang suka gak sadar terdiam sendiri berjam-jam di depan laptop tapi tetap gak ada ide yang muncul padahal deadline bentar lagi. Kalau udah gitu mau gamau emang harus ambil konten di internet, yaa bahasa kasarnya copas lahh tapi tenang aja gak plagiarisme kok. Kontennya bakalan ditulis ulang dengan bahasa yang berbeda tapi maknanya tetap sama. Selain itu, aku ataupun content editor nafiri yang lain juga gak lupa buat menautkan sumbernya dari mana sebagai bentuk penghormatan kepada penulis aslinya. Kadang aku juga minta tolong sama kenalan/teman di luar nafiri yang aku rasa mampu buat bikin konten nafiri. Aku kasih mereka 2 pilihan untuk sekedar sharing singkat aja yang nantinya akan aku tulis ulang jadi konten baru atau mereka bisa buat konten sendiri terus aku tinggal ngerjain editingnya. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara nafiri untuk menjangkau anggota selain pengurus PMKFT dan memberi mereka kesempatan untuk bisa sharing sesuatu yang bermakna lewat tulisan agar saling menjadi berkat.
Aku sangat bersyukur bisa menjadi content editor di nafiri. Kadang, akutuh masih gak nyangka kalau angan-angan sewaktu kecil untuk bisa merasakan pengalaman jurnalistik akhirnya bisa ku alami selama di nafiri. Memang bukan jurnalistik yang konteksnya isu-isu serius nan berat kayak poliltik, sosial atau lingkungan, justru Tuhan memilih menempatkan aku di nafiri yang menurutku lebih serius dan berat daripada yang lain. Mungkin karena Tuhan mau supaya aku bisa belajar banyak tentang Firman Tuhan kali yaa. Aku yakin suatu saat nanti pengalaman ini bisa berguna buat aku pribadi dan juga orang lain seperti apapun itu bentuknya.
Okedeh segitu dulu yaa buat cerita hari ini. Nanti ceritanya bakalan aku lanjutin lagi, ditunggu aja. Aku kasih spoiler dehh, untuk part 2 nya aku bakalan cerita tentang momen-momen berharga ku bareng temen-temen nafiri. Tuhh penasaran kan kalian hahaha. Anyway, terimakasih sudah singgah dan membaca blog ini. Maaf untuk segala kekurangan yang ada, karena sesungguhnya aku pun hanyalah manusia biasa yang tidak sempurrna. Semoga blog ini bisa menginspirasi dan menjadi berkat bagi kalian. Tuhan memberkati kita semua. Oh iya dibawah ini aku bakalan share foto-foto ku pas masih jadi pengurus nafiri di tahun 2018 lalu.
(Lagi sok kalem gitu ceritanya, uyey)
(Kita tuh saling menyayangi lohh)
(Ciiee awas salfok sama yang paling imutt)
(Nah ininih buletin nafiri yang aku maksud :D)
Komentar
Posting Komentar